Kamis, 25 September 2008

Perbedaan Silaturahmi dan Silaturahim

Umat Islam Indonesia adalah umat yang suka bersilaturahmi. Saling berkunjung, saling menyapa dan saling berkomunikasi. Tetapi, mengapa tetap saja selalu menghadirkan kebencian, kedengkian dan konflik, padahal silaturahmi terus dijalin banyak pihak?

Kalau boleh dikatakan penyakit, penyakit itu adalah seringkali kita keliru menggunakan istilah kata. kita keliru menggunakan istilah silaturahmi. Padahal, yang betul adalah silaturahim.

Lantas, apa bedanya silaturahmi dengan silaturahim ?padahal susunan hurufnya sama saja. Ya, memang perbedaannnya ada pada akhiran yang ada pada huruf mim.

Pada dasarnya silaturahmi berasal dari dua kata, “silah” dan “rahmi”. Silah artinya menyambungkan. Sedang rahmi artinya rasa nyeri yang diderita para ibu ketika melahirkan. Hal ini tentu sangat berbeda rahim yakni menyambung rasa kasih sayang dan pengertian.

Itu sebabnya kebencian, kedengkian dan konflik masih saja ada meski silaturahmi terus terjalin. Sebab, yang kita sambung adalah rasa nyeri para ibu kita ketika melahirkan tadi.

Ungkapan lain yang seringkali kita gunakan, dan ternyata salah adalah membatalkan puasa. Seringkali pada saat-saat menjelang maghrib dan akhirnya adzan berkumandang, pada saat yang sama kita sedang sibuk mengerjakan sesuatu yang harus selasai. Pada saat itulah salah seorang dari kita: mari kita batalkan puasa kita, ayo batalkan puasanya dulu.

Padahal, kalau ungkapan itu benar-benar diniatkan untuk membatalkan puasa, maka batal benar puasa kita. Batal dalam perspektif tidak ada ganjaran pahala sama sekali terhadap puasa kita itu. Padahal, kita telah menahan lapar, haus serta hal-hal yang membatalkan puasa. Lalu tiba-tiba ibadah kita itu batal hanya karena niat mem-”batal”-kan puasa kita.

Sebagai ummat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, sudah sepantasnya kita mencontoh beliau. Sebagaimana yang diungkapkan dalam sebuah hadist, istilah berbuka puasa yang tepat adalah mempercepat buka puasa serta mengakhirkan sahur dan bukan membatalkan puasa. Mempercepat dalam artian segera berbuka puasa jika sudah waktunya berbuka, bukan menyegerakan untuk berbuka belum pada waktunya berbuka.

Written by Hidayat Nur Wahid (Ketua MPR RI)



Rabu, 24 September 2008

Aku Rindu Menangis

Aku Rindu Menangis
Menangis di saat sepertiga malam terakhir
ketika bersujud kepada-Nya

Aku Rindu Menangis
Menangis karena rindu kepada Rasulullah SAW
Supaya di akherat kelak kita bisa mendapatkan syafa'atnya

Aku Rindu Menangis
Karena dengan menangis hati kita akan menjadi lembut
Selembut hatinya para sahabat nabi

Aku Rindu Menangis
Menangis di pangkuan ayah dan bunda
Sambil menatap wajah mereka dengan penuh kasih sayang
dan maaf dengan setulus hati

Aku harap di hari raya nanti aku bisa menangis
Menangis dalam pelukan ayah dan bunda
Dengan memohon maaf setulus hati

Aku Rindu Menangis
Menangis seperti bayi yang baru dilahirkan
karena bayi adalah makhluk yang Fitri

Mudah-mudahan dengan menangis
kita bisa kembali seperti bayi yang baru lahir
yaitu makhluk yang Fitri

Selasa, 23 September 2008

Tikus Shalat Terawih

Tak terasa bulan Ramadhan akan segera berlalu, beberapa orang tentunya mendapatkan pengalaman yang mendalam tentang Ramadahan. Ada pengalaman yang sedih, senang, religius, ataupun yang lucu. Berikut ini saya akan menceritakan pengalaman terlucu saya ketika bulan Ramadhan. Ada tikus yang ikut shalat terawih, loh kok bisa??

Kejadian ini saya alami pada waktu saya masih SD. Seperti biasa saya dan teman-teman ikut shalat terawih berjama'ah. Kalau tidak salah pada waktu malam-malam akhir Ramadhan seperti biasa jama'ah sudah mulai berkurang.

Pada waktu itu, ada 3 shaf jama'ah pria dan tidak ada jama'ah wanita. Kejadian tersebut, terjadi pada saat khatib naik mimbar. Ketika itu seperti biasa saya bersama teman-teman sedang mendengarkan ceramah dari khatib, tiba-tiba mata kami tertuju ke langit-langit/plafon. Pada waktu itu masjid belum mempunyai plafon, hanya rangka-rangka besi penyangga tiang dan asbes sehingga saya sering melihat tikus yang lumayan besar berseliweran di rangka besi tersebut.

Ketika itu, kami melihat 2 ekor tikus yang sedang berkelahi dengan sangat serunya. Lalu saya bilang sama teman saya "wah nih kalo jatoh seru nih" teman saya menanggapi "bener juga tuh, bisa bikin kaget jama'ah nih" lalu saya bilang "bukan kaget lagi tapi bisa-bisa geger". Tidak lama setelah itu, beneran kejadian 1 ekor tikus jatuh ke arah jama'ah spontan membuat para jama'ah kaget bukan kepalang. Bukannya tikus tersebut langsung pergi, eh malah berputar dulu di jama'ah, membuat situasi bertambah gaduh saja. Hal ini membuat teman saya yang sedang mengantuk langsung merapikan sarung yang dipakainya karena hampir dimasuki oleh tikus tersebut, kebayang kalo masuk gimana ya????

Setelah puas berputar di jama'ah akhirnya tikus tersebut langsung melarikan diri ke arah jama'ah wanita. Untungnya sedang tidak ada jama'ah wanita, kalau ada bisa tambah geger tuh masjid. Khatib sendiri pada waktu itu, mencoba untuk menenangkan jama'ah tapi gagal karena tikus tersebut berputar-putar dahulu.

Ya begitulah pengalaman terlucu saya pada waktu bulan Ramadhan. Sungguh tak terasa bulan yang sungguh mulia ini akan berakhir begitu cepat, bulan dimana penuh dengan cobaan berat yang saya alami saat ini. Mudah-mudahan kita semua dipertemukan kembali oleh Ramadhan berikutnya. (Amin Ya Robbal A'lamin)


Minggu, 21 September 2008

Indahnya malam pertama Kita

Satu hal sebagai bahan renungan Kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa

Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak Ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok Kita....
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,
Kitapun
kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ....jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju Kita...
Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...

Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya.... . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawab
kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita
kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan... ..
Padahal nikmat atau siksa yang
kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga...
Tapi....tapi .....sudah pantaskah sikap kita selama ini...
Untuk disebut sebagai ahli syurga

Baca jika anda ada masa /waktu untuk ALLAH.
Bacalah hingga habis.
Saya hampir membuang email ini namun saya telah diberi anugerah untuk membaca terus hingga ke akhir.

ALLAH, bila saya membaca e-mail ini, saya pikir saya tidak ada waktu untuk ini....
Lebih lebih lagi diwaktu kerja. Kemudian saya tersadar bahwa pemikiran semacam inilah yang ....
Sebenarnya, menimbulkan pelbagai masalah di dunia ini.

Kita coba menyimpan ALLAH didalam MASJID pada hari Jum'at......
Mungkin malam JUM'AT?
Dan sewaktu solat MAGRIB SAJA?
Kita suka ALLAH pada masa kita sakit....
Dan sudah pasti waktu ada kematian...

Walau bagaimanapun kita tidak ada waktu atau ruang untuk ALLAH waktu bekerja atau bermain?
Karena...
Kita merasakan diwaktu itu kita mampu dan sewajarnya mengurus sendiri tanpa bergantung padaNYA.

Semoga ALLAH mengampuni aku karena menyangka... ...
Bahwa nun di
sana masih ada tempat dan waktu dimana ALLAH bukan lah yang paling utama dalam hidup ku (nauzubillah)

Kita sepatutnya senantiasa mengenang akan segala yang telah DIA berikan kepada kita.
DIA telah memberikan segala-galanya kepada kita sebelum kita meminta.

ALLAH
Dia adalah sumber kewujudanku dan
Penyelamatku
IA lah yang mengerakkan ku setiap detik dan hari.
TanpaNYA aku adalah AMPAS yang tak berguna.

Susah vs. Senang
Kenapa susah sekali menyampaikan kebenaran?

Kenapa mengantuk dalam MASJID tetapi ketika selesai ceramah kita segar kembali?
Kenapa mudah sekali membuang e-mail agama tetapi kita bangga mem "forward"
kan email yang tak senonoh?
Hadiah yang paling istimewa yang pernah kita terima.
Solat adalah yang terbaik.... Tidak perlu bayaran , tetapi ganjaran lumayan.
Notes: Tidak kah lucu betapa mudahnya bagi manusia TIDAK Beriman PADA ALLAH
setelah itu heran kenapakah dunia ini menjadi neraka bagi mereka.

Tidakkah lucu bila seseorang berkata "AKU BERIMAN PADA ALLAH" TETAPI SENTIASA MENGIKUT SYAITAN. (who, by the way, also "believes" in ALLAH ).

Tidakkah lucu bagaimana anda mampu mengirim ribuan email lawak yang akhirnya tersebar bagai api yang tidak terkendali., tetapi bila anda mengirim email mengenai ISLAM, sering orang berpikir 10 kali untuk berkongsi?

Tidakkah mengherankan bagaimana bila anda mulai mengirim pesan ini anda tidak akan mengirim kepada semua rekan anda karena memikirkan apa tanggapan mereka terhadap anda atau anda tak pasti apakah mereka suka atau tidak?.

Tidakkah mengherankan bagaimana anda merasa risau akan tanggapan orang kepada saya lebih dari tanggapan ALLAH terhadap anda.

Aku berDOA , untuk semua yang mengirim pesan ini kepada semua rekan mereka di rahmati ALLAH.

Jumat, 19 September 2008

Ramadhan Bulan Ujian dan Cobaan

Tak terasa bulan Ramdhan sudah memasuki sepuluh hari terakhir, sungguh begitu cepat waktu berlalu. Namun di penghujung Ramadhan ini apakah kita sudah melakukan perubahan-perubahan dalam ibadah kita? atau Ramadhan ini hanya sekedar rutinitas setiap tahun yang harus kita lewati tanpa kesan yang mendalam pada diri kita sendiri??

Sebenarnya saya ingin menceritakan kejadian yang baru saya alami dalam seminggu terakhir ini. Pada hari rabu tepatnya tanggal 17 September atau 17 Ramadhan pagi hari terjadi peristiwa yang sangat menegangkan. Terjadi kebakaran hebat yang terjadi di lingkungan rumah saya yang menyebabkan 80 rumah habis di lalap si jago merah, 1 orang tewas dan 450 orang terpaksa tinggal di tenda-tenda darurat dan masjid yang ada di area tersebut.

Peristiwa tersebut bisa mengguncang iman seseorang apalagi yang menjadi korban. Saya sendiri pun sempet panik ketika peristiwa itu terjadi. Apalagi saat itu kondisi saya sedang sakit karena asma saya sedang kambuh, sempat ada pikiran untuk membatalkan puasa saya ketika peristiwa itu terjadi. Asma saya hampir kambuh ketika itu karena saya panik, tapi saya coba untuk menenangkan diri saya walhasil saya kuat berpuasa sampai bedug maghrib.

Sempat terbersit dalam pikiran saya, Masya Allah apa yang sedang terjadi sekarang ini? Kenapa Kau limpahkan cobaan yang sangat berat di bulan yang penuh rahmat ini? Yang seharusnya orang berbahagia menikmati indahnya ibadah Ramadhan ditambah lagi dengan akan datangnya hari raya I'dul Fitri dimana setiap orang berbahagia merayakannya dengan makanan yang melimpah dan baju yang baru atau bagus.

Sementara orang yang menjadi korban, tidak bisa merasakan hal itu semua. Boro-boro untuk merayakan lebaran dengan makanan yang melimpah ruah, untuk makan sehari-hari saja mereka memerlukan bantuan orang lain supaya bisa makan, boro-boro untuk merayakan lebaran dengan baju yang bagus sedangkan baju yang selamat hanya yang dipakai waktu kejadian tersebut.

Tapi itulah cobaan dan ujian dari Allah SWT, di bulan yang suci ini. Saya sendiri sangat bersyukur akhirnya rumah saya tidak menjadi korban dari si jago merah. Tapi apabila itu terjadi, mungkin saya tidak bisa memposting tulisan ini, Alhamdulillah terima kasih Allah, Kau telah memberi keselamatan kepada kami dan harta kami.

Mudah-mudahan hal ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua.

Senin, 15 September 2008

Zakat Pembawa Maut

Hari ini saya melihat berita di suatu televisi swasta, di situ saya melihat berita yang sangat miris sekali pada zaman sekarang ini. Terjadi insiden pembagian zakat yang menyebabkan kematian 21 orang kaum fakir di Pasuruan Jawa Timur.

Sungguh peristiwa ini membuat saya sangat sedih sekali terhadap penderitaan kaum fakir yang kian bertambah saja. Mereka harus merengut nyawa hanya gara-gara uang yang sebesar Rp 30.000,00.

Memang zakat itu diwajibkan oleh Allah SWT, sebagaimana dalam surat At-Taubah ayat 60, tapi apakah harus merengut nyawa si kaum fakir, yang sehari-hari sudah menderita.

Pada zaman keemasan Islam tepatnya pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, zakat menjadi solusi terbaik untuk memecahkan masalah kaum fakir. Zakat tersebut diantarkan oleh para amil ke rumah-rumah yang di anggap kaum fakir. Akan tetapi, banyak kaum fakir yang menolak zakat tersebut karena mereka mampu membayar zakat. Peristiwa itu dilaporkan kepada Khalifah, dan khalifah memutuskan untuk membagikan zakat kepada orang non muslim yang miskin, akan tetapi kebanyakan orang non muslim tersebut menolak, karena kebutuhan sehari-harinya sudah terpenuhi oleh tetangga-tetangga mereka yang muslim.

Sungguh begitu indahnya, konsep Zakat dalam Islam tersebut, apabila Zakat itu di organisir dengan baik lewat amil-amil zakat, atau apabila setidaknya jika para Muzaki ingin membagikan langsung setidak-tidaknya harus di antar langsung ke rumah-rumah kaum fakir seperti yang terjadi pada zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz. Atau seperti adegan dalam sinetron Ramadhan PPT Jilid 2 di mana Pak Jalal orang terkaya di kampung itu keliling kampung hanya untuk membagikan sedekah kepada kaum fakir.

Mungkin contoh tersebut bisa kita jadikan pelajaran, untuk bisa lebih baik di masa yang akan datang, akhir kata mohon maaf apabila dalam tulisan ini masih banyak kesalahan, karena yang benar hanya dari Allah SWT.